Selamat Datang

 

SIPALa B2P2TOOT

(Sistem Informasi Pengelolaan Alat Laboratorium)
  Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan
Silahkan isi kata kunci pencarian anda.
Laboratorium Hama Penyakit Tanaman

Kegiatan utama Laboratorium Hama Penyakit Tanaman (Lab. HPT) adalah menyelenggarakan litbang pengendalian hama dan penyakit tumbuhan obat. Seiring dengan dorongan back to nature, maka pengembangannya diarahkan ke agen pengendalian hayati dan biopestisida. Laboratorium HPT menangani hama dan penyakit tanaman khususnya pada tanaman obat. Kegiatan yang dilakukan adalah inventarisasi hama dan penyakit tanaman hingga pengendaliannya. Untuk mendukung sistem pertanian ramah lingkungan telah dilakukan kegiatan litbang pengendalian hama dan penyakit tanaman obat menggunakan agen hayati dan biopestisida.

Laboratorium Formulasi

Agar jamu dapat diterima oleh kalangan luas, jamu harus diformulasi dalam bentuk sediaan yang praktis, ekonomis tanpa mengurangi khasiat. Laboratorium Formulasi melakukan penelitian dan pengembangan produk dan bentuk sediaan Jamu meliputi modernisasi sediaan dan kemasan.

Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium Mikrobiologi sebagai salah satu bagian dari laboratorium terpadu yang merupakan wadah kegiatan penelitian mikrobiologi dalam lingkup riset tanaman obat dan bahan jamu. Kegiatan rutin di laboratorium mikrobiologi antara lain kontrol kualitas bahan jamu (uji angka jamur (AJ) dan angka lempeng total (ALT)) dan uji daya hambat ekstrak TO terhadap mikrobia patogen. Pengetahuan tentang identitas (spesies) mikrobia pencemar bahan jamu sangat dibutuhkan dalam penanganan bahan jamu. Masing-masing jenis mikrobia memiliki karakter khas yang penanganannya juga berbeda-beda.

Laboratorium Pascapanen

Laboratorium pascapanen melakukan penanganan hasil panen tanaman obat dan kegiatan litbang standarisasi simplisia meliputi pencucian, sortasi, pengubahan bentuk, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Selain itu, lab pascapanen juga melakukan pengolahan bahan jamu untuk memenuhi kebutuhan program Saintifikasi Jamu.

Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus

Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu merupakan pengembangan Laboratorium Klinik Litbang Obat Herbal telah dirintis pada Oktober 2007. Sejak program saintifikasi jamu dicanangkan Menkes RI pada tanggal 6 Januari 2010, maka namanya menjadi Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yaitu laboratorium utama penunjang kegiatan di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus. Klinik Saintifikasi Jamu mempunyai tugas pokok melakukan penelitian berbasis pelayanan berdasarkan kaidah ilmiah dan etika untuk memperoleh evidence based data. Data tersebut digunakan sebagai dasar pemanfaatan jamu dalam pelayanan kesehatan.

Laboratorium Instrumen

Kegiatan utama laboratorium instrumen adalah analisa senyawa aktif TO. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan rutin laboratorium, kegiatan penelitian dan kegiatan eksidental. Sampel yang dianalisa berupa sampel bahan baku jamu sebagai QC, sampel penelitian serta sampel yang berasal dari luar atau petani. QC merupakan salah satu kegiatan rutin di Laboratorium Instrumen di samping pendampingan PKL, magang serta praktek kerja industri. Penetapan kadar senyawa Aktif sampel QC maupun sampel penelitian dilakukan dengan TLC Densitometri, spektrofotometri dan FTIR. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui besarnya kadar senyawa penanda tertentu pada suatu TO, sehingga dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan (parameter) dalam memutuskan terpenuhi atau tidaknya sampel tanaman obat tersebut untuk diaplikasikan sebagai bahan baku jamu.

Laboratorium Galenika

Kegiatan utama yang dilakukan di laboratorium galenika adalah untuk mengolah simplisia menjadi bentuk sediaan yang siap digunakan untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya.

Laboratorium Fitokimia

Laboratorium Fitokimia merupakan laboratorium yang mempunyai fungsi untuk melakukan analisa fitokimia TO antara lain skrining fitokimia, penentuan kadar abu, dan profiling menggunakan Kromatografi lapis tipis (KLT). Skrining fitokimia atau penapisan kimia merupakan tahapan awal untuk identifikasi kandungan kimia tumbuhan obat.

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

Kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Dalam rangka produksi bibit tanaman obat, teknik kultur jaringan memiliki keunggulan antara lain kemunduran genetik akibat dari kesalahan-kesalahan dalam proses produksi bibit dapat dihindari, serta dapat dilakukan sembarang waktu dengan faktor multiplikasi tinggi.

Laboratorium Benih DAN Pembibitan

Merupakan laboratorium yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan benih dan bibit tanaman obat. Dibagi dalam 2 bagian: perbenihan dan pembibitan. Lingkup yang ditangani meliputi: pengujian kualitas (genetik, fisik, fisiologi, dan kesehatan/fitosanitasi) benih, pengendalian dan pengujian mutu benih. Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan perbanyakan (agronomis). Mutu benih meliputi mutu fisik, genetik dan fisiologis. Mutu fisik dicerminkan dari bentuk, ukuran, kebersihan, keseragaman, warna dan kecerahan benih. Mutu genetik dimaksudkan untuk menilai kemurnian dan keunggulan varietas benih. Sementara mutu fisiologis untuk menilai daya tumbuh benih.

Laboratorium Biologi Molekuler

Melakukan kegiatan litbang tanaman obat dan obat tradisional pada level molekuler.

LABORATORIUM SISTEMATIKA TUMBUHAN OBAT

Laboratorium sistematika tumbuhan obat (TO) mewadahi penelitian tumbuhan obat yang mencakup aspek struktur anatomi, morfologi, kromosom hingga tingkat DNA. Penelitian atau kegiatan di laboratorium sistematika tumbuhan meliputi identifikasi tumbuhan obat, pembuatan dan perawatan herbarium, autentifikasi bahan jamu (simplisia dan serbuk),dan analisis keragaman genetik tumbuhan obat.

Laboratorium Farmakologi

Laboratorium ini merupakan laboratorium yang akan dibentuk oleh B2P2TOOT untuk memenuhi tuntutan kompetensi sebagai institusi yang menangani litbang hulu ke hilir tanaman obat dan obat tradisional. Toksikologi merupakan cabang dari farmakologi yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup. Pengaruh negatif tersebut dapat berupa perubahan biologi (fisiologi) yang tidak normal dari makhluk hidup dalam waktu tertentu. Prinsip uji toksikologi sbb: • Ada persamaan sistem biokimia pada spesies hewan uji dan mekanisme sistem biologi mamalia. • Substansi uji dapat menyebabkan disfungsi dan kerusakan jaringan pada beberapa dosis pemaparan. • Data toksikologi dari hewan coba dapat digunakan untuk mengukur dosis yang tidak menyebabkan efek negatif pada manusia. • Hubungan antara konsentrasi bahan kimia pada lokasi kontak dengan pengaruh yang ditimbulkan adalah hal yang penting untuk diperhatikan.